16 Januari 2014

Mandi Angin mennn #PART2

Unexpected Journey Mandi Angin (lanjutan)

mas, kalau ke puncak masih jauh ya ? dan benar arahnya ke sini???” dan meraka pun menjawab “iyaa mas betul, tapi jangan lurus terus, nanti belok kanan arah ke atas, ada tandanya kok mas”. Langsung semangaaatt seperti batree HP yang langsung full ketika dicolok charge, yaaa benar aja kalau gk jumpa sama rombongan wisatawan itu mungkin kami akan berjalan terus lurus dan ntahh akan sampai dimana. Terbukti lagi dan merasakan lagi kalau kita mulai dengan Bismillah diperjalanan akan dilindungi-Nya.

Tak lama berlangsung, kami pun menemukan persimpangan itu dengan tanda seperti pagar dari kayu. Dari sini, perjalanan kami melewati jalan setapak yang agak licin dan becek (karena hujan) yang sudah jelas treknya dan suasana hutan belantara gitu...hehe. 

Persimpangan menuju puncak
Pose dulu di hutan belantara jalur menuju puncak 
Berlari menn,..kalau lo pengen mencapai sesuatu
berlarilah untuk itu, jangan jalan..!!!
Sekitar 10 menit dari persimpangan tadi kami pun akhirnya tiba di puncak, puncak ini lah yang dikenal dengan Benteng Belanda. Selain itu, disini kami juga menemukan tower radio amatir dengan nama organisasi YB7ZGP (udah kayak no.pin BB...hehe). Di puncak tentunya foto-foto sambil menikmati dinginnya udara dan pemandangan Kota Banjar baru, waduk Riam kanan dan hamparan luas nan hijau.
Praharahardito untuk Kalsel  yang lebih indah dan alami...hehe
Plang radio amatir yang namanya kayak Pin BB
View dari puncak

Setelah puas menjadi banci kamera di puncak, kami pun turun dengan mengikuti jalur yang sama seperti mendaki tadi. Dan benar aja, pas turun ibung terpelesat dan pas pula di foto dito...heleh heleh, tapi yaaa itu klu gk pakai jatuh2an gk seru dan gk ada ketawanya..hehe
ini akibat pakai sendal Cr*cs
Setiba di kawasan kolam pemandian setelah turun dari puncak, cacing-cacing di perut pun memberontak. karna udara dingin perut laper sepertinya cocok makan dan minum yang anget-anget untuk menambah energi dan akhirnya kami pun mengisi tenaga dengan menyantap ini seharga Rp 16000 untuk 2 porsi :
Mie Susu anget, pas banget saat dingin
Sewaktu makan berlangsung, tebesit pengen nyebur di kolam renang (padahal gk ada persiapan buat basah-basahan). Niat itu langsung kami realisasikan dengan sebelumnya sholat ashar dulu. Setelah sholat tanpa pikir panjang basa basi banyak cakap : jeeeebbuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrr...............

Lompatan pasrah
Lompatan Jablayy..haha
Air kolamnya, sumbernya dari sini lohh...
Ohhh iyaa, si Dito beruntung amat tu. Dapat pinjaman celana basahan dari ibu-ibu warung (jangan-jangan ibu-nya naksir dito, makanya dipinjamin. Dito awas diguna-guna..haha). Setelah puas loncat-loncatan, sato-salto, nyelam dan berenang, kami pun bersiap-siap untuk pulang supaya bisa maghriban di kosan. Belum keluar dari kawasan Mandi Angin kami menyempatkan singgah di Kawasan Penangkaran Rusa Sambar. Sontak kami menjadi orang terpelajar karena bapak mbahnya Rusa namanya pak Marioto memberikan pelajaran dan informasi tentang rusa-rusanya. Beliau juga mengatakan bahwa nanti rusa disini akan ditambah dengan rusa dari kebun raya bogor biar jenis rusanya bervariasi. Selain itu, pak Marioto juga mengajak kami melihat tanaman Matoa yang berasal dari Papua. Matoa itu secara fisik termasuk tanaman dikotil berkambium, buahnya seperti buah lengkeng, berwarna kuning ketika masih muda dan berwarna cokelat setelah masak dan siap untuk disantap. Hehehe...



Buah Matoa
Sebelum pulang foto bareng dulu...hehe
Hari pun semakin gelap dan kami pun langsung tancap gas balik ke Banjarbaru walaupun agak diguyur rintikan hujan. Quote ibung sebelum selesai bercerita Suatu tempat akan menjadi keren dan wahhh, tergantung bagaimana cara kita menikmatinya”. Terimakasih Mandi Angin Taman Hutan Raya Sultan Adam, kapan2 boleh lah jumpa lagi.

Thanks to :
-  Badan Pengelola Tahura Sulatan Adam.
-  Rombongan Wisatawan saat jumpa di jalur mendaki.
-  Ibu & bapak warung.
-  Ibu-ibu yang minjamin dito celana.

-  Bapak Murioto, mbahnya rusa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar