2665 mdpl
Setiap gunung pasti memberikan decak kagum bagi mereka yang melakukan pendakian, decak kagum yang beralasan dan mungkin hanya akan dirasakan oleh mereka para penggiat alam. Begitu juga dengan Papandayan, gunung yang bertipe stratovolcano saat sebelum erupsi pada tahun 2002 ini juga mempunyai tempat yang wajib dikunjungi.
Menyambung dari cerita sebelumnya, saat kami lagi beristirahat saya baru tau kalau ada yang namanya Hutan Mati dan Tegal Alun dari cerita sesama pendaki. Hutan Mati merupakan hutan cantigi sisa dari erupsi yang pada waktu kami kunjungi berubah menjadi tempat yang mempunyai nilai tersendiri. Sore hari setelah puas beristirahat kami pun mengunjungi Hutan Mati yang letaknya tidak jauh dari Pondok Salada, kira-kira membutuhkan 15 menit perjalanan. Kali ini yang pergi ke Hutan Mati cuma ber-6 yaitu ibung, Mustaim, Vitor, Bore, Nisa dan Bangun sedangkan Romo Ichal memilih bersemedi di tenda. Sebenarnya agak kurang seru karena Mbahnya yang berpengalaman tidak ikut, tapi karena penasaran kami berangkat walaupun ber-6. di dalam perjalanan kami banyak memberikan tanda jalan dengan mengikatkan tali rafia di dahan-dahan pohon (cara memberi tanda agar bisa dilewai saat balik), saking takutnya tersesat kami memberikan banyak tanda...hehe (maklum takut hilang anak mama). Dan sesampainya di Hutan Mati ternyata cuma ada pohon Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam dan Hitaaaammmmm, nah disanalah letak eksotiknya...hehe
 |
Sesampainya di Hutan Mati |
 |
Di tengah-tengah rimba Hutan Mati |
Nahhhh....disini juga kami temukan danau (air tergenang) yang airnya jernih dan mungkin tidak baik diminum karena agak berbau belerang. Selain puas dengan menikmati keunikan dan keseraman Hutan Mati, ibung pun mengabadikan sesuatu disini, nahh ini dia :
 |
Genangan air yang membentuk seperti danau *Lebay..haha |
 |
Bangga menjadi salah satu keluarga besar AGH45 IPB |
Tak lama kemudian, tanpa disangka-sangka akhirnya Romo Ichal pun tiba disana...haha, mungkin karena kesepian kali yaaaa jadinya nyusulin kami. Setelah puas bermain di Hutan Mati kami pun balik ke tenda untuk menghangatkan badan. Udara di Papandayan katanya terkenal paling dingin diantara semua Gunung di Jawa Barat (katanya sihhh, tapi pastinya balik lagi pada siapa yang merasakan) sehingga kami pun membuat api unggun (asal jangan membakar hutan aja).
 |
Api yang bergelora seperti semangat kami..haha |
Dan malam yang dingin itu pun kami lewatkan dengan kebersamaan walaupun saat itu Papandayan dipeluk kabut. Berkawan kopi hangat dan biskuit akhirnya malam di Papandayan kami akhiri dengan terlelap nyenyak pastinya di tenda masing-masing untuk mempersipakan tenaga besok harinya ke Tegal Alun. Mauu tau bagaimana Tegal Alun, #PART3 yaaa...hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar