10 Januari 2014

GN.PAPANDAYAN #PART3

2665 mdpl

Pagi pun tiba, tapi sinar matahari masih malu-malu untuk keluar memberikan hangatnya, karena pagi itu Papandayan disapa oleh rintik hujan. Awalnya pagi itu perjalanan ke Tegal Alun menjadi agak terganggu dan bahkan  tidak akan jadi atau gagal, karena ada beberapa anggota (tak boleh sebut merek..hehe) yang demotivasi karena hujan, tapi ibung pun tetap bersikeras ingin ke sana (yaaa rugikan kalau gk kesana, udah terlanjur ke sini masak gk nyambangin Tegal Alun). okehhh, akhirnya sepakat untuk menunggu hujan tapi dengan syarat jika 30 menitan hujan tidak berhenti ke Tegal alun batal. Tapi kalau yang namanya niat dan semangat itu pasti akan tercapai, tidak sampai 30 menit hujan pun mulai reda dan kami pun bersiap-siap ke Tegal Alun dengan bekal air minum dan Agar-agar Nutrijel buatan para ledies..hehe

Meskipun dalam perjalanan ke Tegal Alun melewati tanjakan, hutan rimba yang lebat dan tentunya masih dibawak rintik-rintik air hujan kami sangat bersemangat, karena berdasarkan cerita kawan sesama pendaki yang telah kesana kemaren hari, Tegal Alun merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat edelweis. bagaimana perjalanan Tegal Alun, biarkan gambar lagi yang bercerita :

Bangun yang rela tertatih demi berjumpa Tegal Alun 
Romo Ichal melewati lorong-lorong yang dibentuk oleh dahan pohon
Setiba diatas, ternyata banyak jalan yang kami temui dan disinilah agak bingung mau jalan mana yang ditempuh untuk ke Tegal Alun, tetapi dengan mengikuti tanda-tanda yang ada bekas pendaki sebelumnya kami pun sampai di Tegal Alun, dan wahhhhh, Subhanallah sekali, sempat saya berpikir "ini ada yang budidaya edelweis yaaa ??" saking luasnya Tegal Alun
widiihhhh, girang betul ketika sampai di Tegal Alun
Begaye dulu disela-sela Edelweis
Jangan Lupa coblos kami, Pasangan sejati gk pernah ingkar janji
Keluarga ITP45 IPB ngenaarsis dulu..hehe
Tegal Alun yang diselimuti kabut pun membuat kami bersyukur karena tidak semua orang punya kesempatan kesini, melihat salah satu ladang edelweis yang luas di Papandayan ini. Setelah puas menikmati indahnya Tegal Alun, kami pun kembali menuju tenda dan bersiap-siap untuk turun gunung melewati lembah...haha
sebelum turun masak-masak dulu, makan barang dulu dan foto-foto keluarga dulu..hehe

Sepiring ber-4, untung aja bukan ber-7
Foto keluarga dulu
Setelah foto keluarga, kami melanjutkan perjalanan pulang, kali ini kami melewati jalur hutan mati berdasarkan infomasi dari sesama kawan pendaki lebih dekat turun lewat sini, namu jalan nya agak ekstrim dengan tebing-tebing yang agak teerjal. Ternyata memang benar, kami ber-7 terpisah disini ketika menuruni salah satu tebing dan saya pun berhasil menuruni tebing dengan selamat. Karena yang lainnya tidak yakin terpaksa mencari tebing yang agak landai dan terpaksa saya menunggu mereka ber-6. tidak lama menunggu tim kami komplit lagi dan terus melanjutkan perjalanan, di jalur samping kawah kami bertemu dengan komunitas pecinta sepeda gunung dan tentunya menyempatkan bersapa hingga foto bareng..hehe
Foto bareng dengan komunitas pecinta sepeda gunung
Tidak sampai 4,5 jam perjalanan sebagaimana kami mendaki, kami pun tiba di pos pendaftaran. istirahat sebentar dan siap-siap pulang ke bogor. ohhh iya di awal ibung lupa bahwasanya kami berangkat dari Bogor ke Papandayan menggunakan mobil carteran dan di pos pendaftaran inilah mobil bisa di parkir.

Perjalanan alam perdana ini sangat memberikan banyak pelajaran bagi ibung terutama betapa indahnya Indonesia ini yang sayang untuk di rusak.
"SALAM RIMBA DAN LESTARI"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar